Sebuah Catatan dari Karya Suci

Kembali ku tak bisa tidur setelah kumendengar sebuah arti sejarah mulai dari Negara Indonesia sampai keujung permasalahan agama dari mas adi, membuatku terpikir dan tertantang kembali untuk bangkit dari keterpurukan ini seolah-olah aku disini belum apa-apa dan masih anak bayi yang baru mengenal bangsanya sendiri dan agamanya sendiri padahal dia bukanlah seagama denganku dan dia menjunjung tinggi semua ajaran agama di dunia ini bahkan dia juga mengakui dan menghargai orang atheis yang tidak punya agama. Dari perbincangan dimalam maulut ini ternyata secara tidak langsung sayapun telah belajar dan mengaji dimalam itu tentu tidak terlepas bagaimana dia bisa merangkul bawahannya di band the cross tersebut.

Pertemuan dengannya tanpa sengaja dan diduga-duga padahal aku hanya di ajak tememnku menemui kliennya yang lama dalam hostingan dan web. Mas Adi sendiri tinggal di malang dan kesibukannya sekarang dia sebagai Manager Band The Cross Arema, namanya sudah tidak asing lagi bagi dunia industry music di Indonesia dan permerintahan di malang, soalnya dia kerap kali mengadakan acara di seluruh Indonesia bahkan tak jarang di bumi arema malang ini dia kerap kali menjadi artis no 1 yang paling di banggakan oleh penduduk malang.  Selaku manager tentu sangat berat dalam bekerja dan mengenal anak asuhnya dalam band tersebut. Sehingga tidak ada orang yang mampu menggantikannya lantaran ruang lingkup band tersebut di penuhi dengan manis pahitnya kehidupan. Entah itu berhubungan dengan preman ataupun kerjamasama dengan pemerintah dan orang pusat di industry music Jakarta.

Kehadirannya membuat aku seolah kembali ke bangku sekolah SD dimana kita di ajarkan membaca dan mengenal sejarah bangsa dan agamanya. Obrolan malam itu tidak bisa tertuntaskan hanya dalam sebulan saja, sebab kandungan pada obrolan tersebut menyangkut dalam sejarah dan agama khususnya di Indonesia.

Sekembalinya dari café di belakang sardo sayapun tidak bisa tidur walaupun sudah mencoba memjamkan mata berkali-kali bahkan hanya bisa terpikir bagaimana mengolah bisnis pakaian saya agar bisa diputar dan dijual kembali, karena sementara ini masih diam ditempat. kalo dipikir saya hanya akan menemuan kebuntuan. Solusi disini mungkin targetnya saya harus berkeliling mencari pembeli, maklum langkah awal harus diperjuangkan dan dirasakan dengan hati ketulusan.

Sebenarnya tidak ada hubungannya dengan obrolan pada malam itu, tapi kenapa sosok Mas Adi tersebut sangat inspiratif dalam memanajemen dirinya dan orang lain tentu ilmu manejemen tersebut sangat mudah jika hanya teori bahkan dalam kurun waktu seminggu saya pun bisa menuntaskannya dalam mebacanya tapi ilmu tersebut tentu tidak tanpa ada praktek. Dalam pemikiranku sebenarnya prakteklah yang membutuhkan banyak proses dan pengenalan, karena dengan praktek kita akan mengenal sejauh mana penguasaan keilmuan kita dalam manejemen tersebut.

Salah satu kalimat yang paling saya ingat dari obrolan tersebut adalah “ jangan mencoba berkata besar sebelum anda memahami besar itu sendiri ”, karena dalam manejemen itu sendiri merupakan ilmu yang berlandaskan dengan hati, otak dan tenaga, ketiga kekuatan tersebut tidak bisa terpisahkan tanpa ada kesinambungan diantara ketiganya.

Pertemuan disini sangat singkat dan sangat kurang bagi kita untuk bersamanya karena masih banyak kebutaanku yang harus dibuka dan dikaji berdasarkan keilmuan yang aku peroleh selama sekolah dan kuliah. Malam maulut yang berbeda ini seolah lebih berarti dengan malam-malam maulud tahun kemarin. Walaupun hanya dengan batang rokok dan minumun kopi namun sudah menjadi kebiasaan kami dalam dunia nongkrong anak muda jaman sekarang. AP(13)

Leave a comment